Begitu bahagia Jonatan Christie saat ini. Sebab ia berhasil mengakhiri 30 tahun puasa gelar Indonesia di nomor tunggal putra All England.
Bertanding di Utilita Arena Birmingham, Inggris pada Minggu (17/3/2024) malam WIB, ia mengalahkan rekan senegaranya Anthony Sinisuka Ginting dengan skor 21-15 dan 21-14.
“Puji Tuhan. Saya sangat bersyukur atas yang Tuhan berikan, terutama pada minggu ini. Tidak pernah menyangka untuk bisa jadi juara All England. Ini juga gelar Super 1000 pertama saya. Pasti sangat-sangat berharga,” ujar Jojo, sapaan akrabnya dalam keterangan resmi dari PP PBSI.
Jojo makin semringah sebab ia dan Ginting berhasil menciptakan all Indonesian final dalam All England tahun ini. Mereka mengulang momen serupa pada All England 1993 dan 1994.
Pada edisi 1993, Hariyanto Arbi menjadi juara usai menundukkan rekan senegaranya Joko Suprianto dengan 15–7, 4–15, dan 15–11.
Hariyanto Arbi kembali menjadi yang terbaik di All England 1994 usai mengalahkan Ardy Wiranata dengan skor 15–12 dan 17–14.
“Lebih berharga lagi karena saya dan Anthony akhirnya bisa mengulang sejarah 30 tahun lalu,” ucap Jojo.
“(Gelar ini) tak mudah untuk diraih. Bertahun-tahun latihan keras. Setiap turnamen gagal, kami pulang lalu latihan lagi. Gagal lagi lalu latihan lebih keras lagi. Selalu seperti itu sampai akhirnya Tuhan memberi buahnya,” imbuh Jojo.
Pebulu tangkis kelahiran Jakarta ini mengaku makin enjoy karena mengetahui Ginting sebagai lawan yang dihadapi di final. Ia nothing to lose.
“Karena siapa pun yang menang, yang penting Indonesia. Dengan membuat sejarah saja, saya sudah sangat senang,” ujarnya.
Ke depan Jojo akan berusaha untuk menjadi lebih baik. Sebab ia sadar bahwa gelar di All England akan mendongkrak ekspektasi publik terhadapnya. (saf/ham)